seperti dalam dongeng
tapi ini adalah dongeng dalam interpetrasiku sendiri...
aku berjalan di bawah tenda raksasa di mana bintang selalu menjaga dan mengawasiku
di kanan da kiriku selalu menemani adalah pohon-pohon eks dan birch
yang memanyungi jalanku malam itu dengan dahannya yang selebat rambut peri tercantik di Ellesmera
angin Khamsil lagi-lagi membuatnya tergelak
mengalun sekuat ayunan kapak para kurcaci
yang dapat memecah batu menjadi serpihan-serpihan safir bintang, rubi dan opal
kekuatan sihir jahat telah menguasai angin dan aliran air
menghancurkan atap-atap jerami
menghancurkan rumah-rumah pohon yang dihuni para elf itu
menghancurkan satu-satunya harapan yang dimiliki manusia
aku berjalan lagi ketempat yang tak ku kenal namanya
mungkim kali ini kau tersesat
tak apa lah...
biar saja,
aku ingin meninggalkannya dibelakang
ditempat asing itu aku bertemu dengan sekoloni semut
mereka membicarakan tentang air yang tercemar oleh darah naga
aku tak memperdulikannya,
mungkin memang sudah saatnya meraka punah untuk selamanya
berjalan lagi aku menyeberang sungai Ragni
ku lihat ikan-ikan gabus meloncat-loncat ke atas air yang sejernih mata air gunung selatan
karena aku tak tahu harus kemana lagi aku hanya diam di tengah hutan yang sangat gelap
mencoba menyalakan api unggun dan mencari buah cerry dan berry yang melimpah disana
aku hanya berharap tidak bertemu dengan siapapun malam ini
aku hanya ingin melihat mutiara langit malam sejenak dalam kesendirian
hanya dengan beralaskan rumput yang ternyata berduri
aku berbaring menyaksikan kilatan meteor yang baru saja melintas
kemudian diikuti kilatan yang lain..
tapi ini adalah dongeng dalam interpetrasiku sendiri...
aku berjalan di bawah tenda raksasa di mana bintang selalu menjaga dan mengawasiku
di kanan da kiriku selalu menemani adalah pohon-pohon eks dan birch
yang memanyungi jalanku malam itu dengan dahannya yang selebat rambut peri tercantik di Ellesmera
angin Khamsil lagi-lagi membuatnya tergelak
mengalun sekuat ayunan kapak para kurcaci
yang dapat memecah batu menjadi serpihan-serpihan safir bintang, rubi dan opal
kekuatan sihir jahat telah menguasai angin dan aliran air
menghancurkan atap-atap jerami
menghancurkan rumah-rumah pohon yang dihuni para elf itu
menghancurkan satu-satunya harapan yang dimiliki manusia
aku berjalan lagi ketempat yang tak ku kenal namanya
mungkim kali ini kau tersesat
tak apa lah...
biar saja,
aku ingin meninggalkannya dibelakang
ditempat asing itu aku bertemu dengan sekoloni semut
mereka membicarakan tentang air yang tercemar oleh darah naga
aku tak memperdulikannya,
mungkin memang sudah saatnya meraka punah untuk selamanya
berjalan lagi aku menyeberang sungai Ragni
ku lihat ikan-ikan gabus meloncat-loncat ke atas air yang sejernih mata air gunung selatan
karena aku tak tahu harus kemana lagi aku hanya diam di tengah hutan yang sangat gelap
mencoba menyalakan api unggun dan mencari buah cerry dan berry yang melimpah disana
aku hanya berharap tidak bertemu dengan siapapun malam ini
aku hanya ingin melihat mutiara langit malam sejenak dalam kesendirian
hanya dengan beralaskan rumput yang ternyata berduri
aku berbaring menyaksikan kilatan meteor yang baru saja melintas
kemudian diikuti kilatan yang lain..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar